Rabi’ bin Khutsaim dikenal sebagai seorang tabi’in yang sangat zuhud dan selalu menjaga lisannya. Beliau jarang bicara kecuali yang bermanfaat. Abdullah bin Mas’ud sampai pernah berkata:
“Seandainya Rasulullah ﷺ melihat Rabi’, beliau pasti mencintainya.”
Suatu ketika, ada orang yang berkata kepada Rabi’:
"Wahai Abu Yazid (kunyahnya), mengapa engkau selalu menundukkan pandanganmu?"
Rabi’ menjawab:
"Demi Allah, aku tidak tahu apa yang Allah akan lakukan terhadapku nanti."
Kisah lain yang masyhur, setiap malam Rabi’ bin Khutsaim shalat tahajjud dengan penuh tangisan. Sampai-sampai ibunya pernah berkata:
"Wahai anakku, tidakkah engkau tidur sejenak?"
Beliau menjawab dengan lembut:
"Ibu, neraka itu tidak memberi kesempatan orang untuk tidur nyenyak."
✨ Dari kisahnya, kita belajar tentang:
-
Menjaga lisan – bicara seperlunya, agar terhindar dari dosa.
-
Zuhud dan takut kepada Allah – selalu merasa belum cukup dalam ibadah.
-
Kesungguhan ibadah malam – menjadikan akhirat sebagai tujuan utama.
Rabi’ bin Khutsaim adalah teladan nyata tentang bagaimana seorang hamba bisa hidup sederhana, penuh rasa takut, tapi juga penuh cinta kepada Allah.
Download : Terjemah Hilyatul Auliya

0 comments:
Posting Komentar