Hasan al-Bashri adalah salah satu ulama besar pada masa tabi‘in yang dikenal dengan ilmunya yang luas, tutur kata yang penuh hikmah, dan ibadahnya yang luar biasa. Nama beliau selalu disebut dengan penuh hormat, baik oleh murid-muridnya maupun para ulama setelahnya.
Namun, di balik sosoknya yang penuh wibawa, ada rahasia ibadah malam yang membuat hati bergetar saat mendengarnya.
Diceritakan dalam Hilyat al-Awliyā’, Hasan al-Bashri sering menghabiskan malamnya untuk shalat dan berdoa di hadapan Allah. Ketika sebagian besar orang sudah tertidur pulas, beliau justru larut dalam munajat yang panjang. Air matanya tak berhenti mengalir membasahi pipinya.
Suatu malam, seseorang bertanya kepadanya,
“Wahai Hasan, kenapa engkau menangis seperti ini?”
Beliau menjawab,
“Aku takut… ketika aku berdiri di hadapan Allah nanti, aku tidak tahu… apakah aku termasuk penduduk surga atau penduduk neraka.”
Jawaban itu membuat siapa pun yang mendengarnya tersentuh. Seorang ulama besar yang ilmunya begitu tinggi pun masih merasa takut akan hisab di akhirat, dan tidak merasa aman dari dosa-dosanya.
Kisah ini menjadi pengingat bahwa rasa takut kepada Allah (khauf) adalah tanda hati yang hidup. Semakin tinggi iman seseorang, semakin ia sadar betapa besar tanggung jawabnya di hadapan Allah kelak.
Pelajaran yang bisa kita ambil:
-
Ilmu yang bermanfaat selalu diiringi dengan ketakwaan.
-
Orang yang benar-benar beriman tidak merasa aman dari azab Allah.
-
Bangun di malam hari untuk bermunajat adalah cara melembutkan hati.
Semoga kita bisa meneladani Hasan al-Bashri dalam memperbanyak ibadah malam dan menjaga hati agar selalu dekat dengan Allah.
DOWNLOAD :
Terjemah Hilyatul Auliya Jilid I
Terjemah Hilyatul Auliya Jilid II
Terjemah Hilyatul Auliya Jilid III
Terjemah Hilyatul Auliya Jilid IV
0 comments:
Posting Komentar