Ibrahim bin Adham dulunya adalah seorang raja besar di Balkh (wilayah Khurasan). Ia hidup dengan kemewahan, dikelilingi oleh prajurit, harta, dan kesenangan dunia.
Namun suatu malam, ia mendengar suara di atap istananya:
“Wahai Ibrahim, engkau bukan diciptakan untuk ini. Bukan untuk bersenang-senang dengan dunia, tapi untuk beribadah kepada Allah.”
Suara itu membuatnya gelisah. Hingga suatu hari, saat ia berburu, ia mendengar panggilan:
“Apakah engkau diciptakan untuk ini, wahai Ibrahim? Apakah engkau diperintahkan untuk ini?”
Sejak saat itu hatinya tersentuh. Ia meninggalkan tahta dan kemewahan, melepaskan pakaian kebesaran, dan memilih hidup sederhana sebagai seorang sufi zuhud.
Ibrahim kemudian berkelana, hidup dalam kesederhanaan, bekerja sebagai penggembala dan buruh tani, namun hatinya tenang dalam ibadah. Namanya harum sebagai wali Allah yang penuh dengan hikmah.
Download : Terjemah Hilyatul Auliya

0 comments:
Posting Komentar