Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita kesempatan untuk berkumpul dalam kebaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.
Sahabat sekalian,
Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menjelaskan bahwa ikhlas adalah ruh dari setiap amal. Tanpa ikhlas, amal ibadah kita bagaikan tubuh tanpa nyawa. Ikhlas berarti beramal hanya karena Allah, bukan karena ingin dipuji manusia atau memperoleh keuntungan duniawi.
Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:
“Padahal mereka tidak diperintah kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus...” (QS. Al-Bayyinah: 5)
Kalau kita lihat dari sisi sains, ikhlas bisa dipahami melalui beberapa pendekatan:
Psikologi
Dalam psikologi modern, ikhlas mirip dengan intrinsic motivation (motivasi dari dalam diri). Orang yang berbuat karena ikhlas merasa puas, bahagia, dan lega tanpa harus dipuji orang lain. Sebaliknya, orang yang beramal karena dorongan luar sering kecewa bila tidak dihargai.Neurosains
Penelitian otak menunjukkan bahwa ketika seseorang berbuat baik dengan tulus, otaknya mengaktifkan area yang menimbulkan rasa tenang dan bahagia, seperti ventral striatum. Tapi jika amal dilakukan demi pengakuan, otak justru menyalakan sistem “reward eksternal” yang cepat memudar sehingga butuh pengakuan lagi dan lagi.Kesehatan
Ikhlas juga berdampak pada kesehatan. Orang yang berbuat baik dengan tulus mengalami penurunan hormon stres, sistem imun lebih kuat, dan kualitas hidup lebih baik. Sedangkan amal tanpa ikhlas sering menimbulkan tekanan batin, kelelahan, bahkan stres berkepanjangan.Ilmu Sosial
Dalam teori motivasi, orang yang memiliki motivasi ikhlas lebih konsisten, tahan uji, dan tidak mudah putus asa meski tidak dihargai. Berbeda dengan orang yang hanya mencari pengakuan, mereka cenderung cepat menyerah bila tidak dipuji.
Beliau menukil sebuah hadits:
“Sesungguhnya setiap amal tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka, semakin ikhlas kita dalam beramal, semakin besar nilai ibadah itu di sisi Allah dan semakin baik pula dampaknya bagi jiwa, raga, dan kehidupan kita.
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Mari kita jaga hati agar senantiasa ikhlas. Karena amal yang sedikit tapi ikhlas, lebih mulia daripada amal besar yang dipenuhi riya. Semoga Allah menjaga hati kita agar senantiasa ikhlas dalam setiap amal.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
📖 Rujukan: Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin
👉 Download Terjemah Ihya Ulumuddin :

0 comments:
Posting Komentar